Monday, March 25, 2013

Cinta Terlarang Batman dan Robin

Amir pemuda baik hati
Beribadah tak pernah absen
Halus budi bahasanya
Lurus saja hidupnya~

Tetapi disadarinya tubuhnya memang pria
Tapi aduh aduh hatinya sepenuhnya wanita
Amir tak bisa terpikat oleh sarinah yang rupawan
Tapi hatinya tergetar oleh Bambang pria perkasa

Amir telah jatuh cinta
Kepada pria sesama jenis
Semua tumbuh begitu saja
Wahai apakah ini dosa

Bambang di panggil Batman
Karena ia memang perkasa
Amir biasa di sebut Robin
Sebab selalu bersama bat bat bat Batman

Dimulailah kisah cinta
Cinta terlarang Batman dan Robin
Terjadi tanpa rencana
Amir tidak sekuat Bambang
Hatinya ragu senan tiasa
Apakah cinta terlarang
Perlu di lanjutkan kah? Kiranya...

Teringat pesan guru mengaji
"Cinta sesama jenis itu haram hukumnya"
Musuh semua agama
Amir menggigil sejadi-jadinya
Takut masuk neraka
Tapi cinta pada Bambang
Telah tertanam begitu dalam

Ibunya menjelang ajal
Memberi wasiat anak tercinta
Agar lurus menuruti agama
Menikah dengan gadis muslimah

Bambang mencoba mencegahnya
"Amir buka topengmu
Kamu itu pemuda gay
Sampai mati akan tetap gay"

Bambang berwacana
Gay itu tumbuh sejak bayi
Kau terlahir sebagai gay
Itulah sudah kodratmu

Innalillahiwainnailaihirojiun
Ibunya berpulang ke rahmatullah
Amir menikah sesuai amanah
Bambang pun kecewa

Tahun berganti tahun
Pernikahan semakin hambar
Amir pun menjadi sadar
Ia memang gay sejati

Dicarinya Bambang perkasa
Sang kekasih hatinya
Tapi terlambat sudah
Ia sudah berkelana

Bambang memang perkasa
Batman sang Super Hero
Ia berani melawan dunia
Menikahi gay asal Amerika

Amir menyesali diri
Mengapa selalu ragu di hati
Memakai topeng kesana kemari
Menutupi jati diri

Ketika Amir menziarahi ibunya
Dibukanya kedok penutup mukanya
Ibu~ ibu~ ibu~
Anakmu ini gay sejati...

Bambang sudah mengubahnya
Amir be yourself
Ouo~ bukalah topeng
Dan nyatakan aku gay
Walau Bambang sudah pergi
Ia tetap kekasih hati
Karena telah membantunya
Menemukan jati diri

Kisah cinta Batman dan Robin
Tersembunyi di sekitar kita
Wahai bukalah mata
Itu kenyataan dunia

No comments:

Post a Comment